Kamis, 25 November 2010

Manusia dan Pandangan Hidup

Latar Belakang

Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain.
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup tersebut bersifat kodrati artinya ia yang menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup adalah pertimbangan yang merupakan hasil pemikiran untuk dijadikan pedoman, pegangan, arahan, dan petunjuk hidup.
Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakal, yakni :
Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :

1.       Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
2.       Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
3.       Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
4.       Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
5.       Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.

Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu :
1.       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.       Pandangan hidup yang berupa ideologi disesuaikan dengan kebudayaan dan norma pada negara tersebut.

Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.

Pandangan hidup hasil renungan yang relatif kebenarannya.
   Pandangan hidup memiliki 4 unsur, yaitu :

1.Cita-cita

Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita adalah harapan dan keinginan seseorang yang mau diperoleh pada masa depan sehingga cita-cita merupakan pandangan hidup di masa mendatang. Apabila persyaratan dan kemampuan belum/tidak terpenuhi, maka usaha untuk mancapai cita-cita tidak akan berhasil. Hal inilah yang disebut angan-angan.

Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
a. Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
b. Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
c.  Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.

2.Kebajikan

Kebajikan adalah suatu perbuatan yang mendatangkan kebaikan yang pada dasarnya sama dengan perbuatan moral dan perbuatan yang sesuai dengan agama maupun etika. Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
a.       Manusia sebagai pribadi
b.      Manusia sebagai anggota masyarakat
c.       Manusia sebagai makhluk tuhan
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

3.Usaha/Perjuangan 
    
Usaha/perjuangan adalah suatu kerja keras untuk mencapai cita-cita. Tanpa usaha/perjuangan sulit bagi kita untuk mencapai sesuatu yang kita cita-citakan. Bekerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya orang yang lebih sering bermalas-malasan pasti hidupnya melarat dan miskin yang berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.

4.Keyakinan/Kepercayaan

Keyakinan/kepercayaan merupakan hal yang menjadi dasar pandangan hidup karena berasal dari akal dan kekuasaan Allah. Menurut ilmu filsafat keyakinan/kepercayaan memlikai 3 aliran, yaitu:

a.       Aliran naturalisme (aliran yang percaya pada kekuatan gaib).
b.      Aliran  intelektualisme (aliran yang lebih menggunakan akal dan logika).
c.       Aliran gabungan (aliran yang didasarkan pada kekuatan akal dan gaib).

* Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik
a. Mengenal 
b. Mengerti
c. Menghayati
d. Meyakini
e. Mengabdi
f. Mengamankan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar